Wednesday, April 17, 2013

Normalkah Keputihan Saat Hamil??


Semua wanita hamil pasti pernah mengalami keputihan selama kehamilan. Namun, kapankah keadaan tersebut dapat dikatakan normal? Apakah keputihan ini merupakan reaksi infeksi?

Keputihan atau dalam dunia kedokteran disebut juga dengan fluor albus, merupakan cairan yang diproduksi oleh vagina. Kenapa wanita hamil lebih banyak keputihan? Keputihan terjadi karena adanya perubahan hormonal saat kehamilan. Kehamilan membuat aliran darah yang meningkat ke daerah kewanitaan dimana hal ini mempengaruhi produksi cairan vagina semakin meningkat. Cairan ini  bermanfaat mencegah infeksi dari vagina menyebar ke arah rahim. Namun tidak jarang hal ini malah memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina jika hygienitas tidak baik. Hal ini dikarenakan selama kehamilan, biasanya wanita mengalami kesulitan untuk membersihkan daerah intimnya.

Keputihan selama kehamilan bersifat normal jika cairan yang dihasilkan biasanya berwana bening cenderung ke putih, tidak berbau, tidak gatal dan tidak nyeri.

Keputihan yang tidak normal saat kehamilan banyak disebabkan oleh jamur (Candida albicans), dimana gejala yang ditemui adalah :
  • Timbulnya cairan berwarna putih kekuningan
  • Jumlahnya banyak
  • Rasa gatal yang tak tertahankan.
Faktor hormonal menjadi pemicu utama mudahnya terjadi infeksi Candida. Namun dapat pula disebabkan karena suasana daerah kewanitaan yang lembab yang diduga karena sulitnya seorang wanita hamil dengan perut yang besar untuk membersihkan dan mengeringkan daerah kewanitaannya. Hilangnya flora normal akibat penggunaan antibiotika berkepanjangan atau penggunaan pembersih daerah kewanitaan, penyakit diabetes mellitus, maupun kekebalan tubuh menurun dapat juga memicu infeksi Candida.

Selain jamur, keputihan saat kehamilan dapat pula terjadi karena bakteri, yang biasa disebut bakteriosis vaginalis (BV). Paling sering disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. Gejala yang ditemukan seperti
  • Cairan berwarna putih keabuan
  • Berbau amis, dan
  • Nyeri pada daerah kewanitaan.
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa yang cukup sering menyebabkan infeksi vagina pada kehamilan. Organisme ini mengakibatkan sekret vagina yang berwarna kuning kehijauan, kental, dan berbau busuk, disertai nyeri saat berkemih dan saat berhubungan.

Jika bunda yang sedang hamil mengalami tanda-tenda keputihan abnormal sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Pengobatan untuk keputihan abnormal perlu segera dan mendapat penanganan khusus agar infeksi yang terjadi di vagina tidak mencapai rahim yang dapat membahayakan si janin.
Pencegahan agar keputihan tidak bertambah berat disarankan untuk menjaga kebersihan dan kekeringan daerah kewanitaan. Beberapa cara diantaranya adalah:
  • Hindarilah penggunaan tampon atau pantyliners,
  • Hindari melakukan douche (sabun pembersih) vagina,
  • Hindari obat pembersih daerah kewanitaan terlalu sering,
  • Gunakanlah celana dalam yang  tidak terlalu ketat dengan bahan katun.

Tanda-Tanda Kemungkinan Keguguran

Bagi banyak wanita hamil, ketakutan mereka akan keguguran telah membatasi kegembiraan mereka selama trimester pertama. Beberapa diantaranya bahkan tidak berani menceritakan berita kehamilannya sampai bulan ke empat, dimana mereka merasa cukup terjamin bahwa kehamilan mereka akan berlanjut. 

Kapan bunda harus merasa khawatir dan segera menghubungi bidan atau dokter bunda:

  1. Ketika bunda mengalai perdarahan dengan kekejangan atau nyeri pada bagian bawah. (Nyeri pada satu sisi pada kehamilan dini dapat disebabkan oleh kehamilan ektopik, pada keadaan seperti ini juga harus menghubungi dokter).
  2. Ketika nyeri parah dan berlanjut terus lebih dari satu hari, meski tidak disertai adanya noda atau perdarahan.
  3. Ketika perdarahan banyak, sebanyak saat menstruasi, atau sedikit bercak tetapi berlanjut lebih dari tiga hari.

Kapan harus mendapatkan perawatan gawat darurat:

  1. Bila anda mempunyai riwayat keguguran dan sekarang mengalami perdarahan atau kekejangan atau keduanya.
  2. Ketikaperdarahan cukup banyak sehingga memerlukan beebrapa pembalut wanita dalam satu jam, atau ketika nyerinya sangat parah sehingga dipertahankan.
  3. Bila bunda mengeluarkan gumpalan-gumpalan atau bahan berwarna keabu-abuan atau merah muda- yang dapat berarti keguguran sudah dimulai. Bila bunda tidak dapat mencapai dokter, pergilah ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat atau yang dianjurkan oleh dokter. Dokter mungkin akan meminta bundauntuk menyimpan bahan yang keluar (dalam botol, kantung plastik atau wadah yang bersih lainnya) sehingga ia dapat menentukan apakah keguguran ini baru berupa ancaman, sudah lengkap atau belum dan membutuhkan prosedur curetase untuk menyelesaikannya.
Namun perlu diketahui bahwa setiap kekejangan, nyeri atau sedikit bercak tidak selalu merupakan tanda bahaya dari akan adanya keguguran. Hampir dari setiap kehamilan normal suatu waktu akan mengalami sedikitnya satu dari gejala biasa ini;
  1. Kekejangan ringan, rasa nyeri atau rasa tertarik pada salah satu atau kedua sisi perut. Ini mungkin disebabkan oleh peregangan ligamen yang mendukung rahim. Kecuali bila kekejangan parah sampai mengguanggu aktifitas, menetap atau disertai perdarahan.
  2. Sedikit bercak pada saat dimana seharusnya anda mengalami menstruasi yaitu kira-kira 7-10 hari stetlah pembuahan, ketika bola kecil yang terdiri dari sel-sel yang akan tumbuh menjadi bayi menempel pada dinding rahim. Sedikit perdarahan pada saat ini adalah umum terjadi dan tidak perlu menandakan adanya masalah pada kehamilan bunda- sejuah idak disertai nyeri pada perut bagian bawah.

Sunday, March 17, 2013

6 Kesalahan Dalam Pemberian ASI

Tidak Mencuci Tangan Sebelum Menyusui
Cucilah tangan bunda sebelum menyusui bayi . Hal ini adalah penting karena tangan adalah sumber bakteri  yang paling rentan tetapi jarang disadari oleh para bunda. Dari sanalah bayi bunda bisa mungkin terkena virus batuk, pilek, diare dll.

Menyusui Tanpa Membersihkan Puting
Sebelum bunda mulai menyusui, perahlah sedikit ASI bunda dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya. Hal ini penting untuk mengurangi gesekan puting dengan lidah bayi (yang masih kesat) yang dapat menyebabkan lecet puting. Selain itu ASi berfungsi sebagai desinfektan.

Friday, March 15, 2013

Cara Menyusui yang BENAR

Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan karena kesalahan bunda dalam memosisikan dan meletakkan bayi saat menyusui. Hal ini kemudian menyebabkan puting susu bunda menjadi lecet dan menimbulkan luka yang terkadang membuat bunda menjadi malas untuk menyusui, kemudian produksi ASI menjadi berkurang dan pada akhirnya si kecil pun menjadi malas menyusu. Jika kondisi seperti terus berlanjut, bisa jadi proses menyusui akan terhenti dan si bayi akan kehilangan manfaat ASI yang luar biasa bagi pertumbuhannya.

Berikut ini langkah cara menyusui bayi yang benar :
  1. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Gunakanlah bantal untuk membantu menyangga agar anda lebih nyaman.

  2. Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
  3. Mulut bayi berada di depan puting ibu.
  4. Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
  5. Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
  6. Dagu menempel ke payudara ibu.
  7. Mulut terbuka lebar.

Sunday, March 3, 2013

Pertolongan Pertama Bayi Susah BAB

Konstipasi (susah BAB) pada bayi sering membuat orang tua terutama ibu merasa khawatir. 
Seperti yang telah kita bahas dalam artikel sebelumnya, bahwasanya bayi dengan ASI masih normal jika tidak BAB dalam rentang waktu satu minggu. Hal ini disebabkan karena struktur ASI yang mudah diserap oleh bayi memungkinkan seluruh zatnya habis diserap oleh tubuh bayi. Namun jika dalam 10 hari kemudian bayi bunda belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan BAB, bunda bisa melakukan pertolongan pertama pada bayi bunda dengan cara berikut ini :

CARA I :
  1. Ambillah sebuah sabun batang ( merk apa saja), 
  2. Bentuk menjadi seperti pensil dengan menggunakan pisau, pastikan bahwa ujungnya meruncing dan tidak besar,
  3. Siapkan segelas air hangat,
  4. Celupkan batang sabun yang berbentuk pensil kedalam air hangat,
  5. Pastikan ujung sabun licin dan berbusa,
  6. Lalu, masukkan perlahan-lahan ke dalam lubang anus bayi anda selama 10 menit, lalu keluarkan,
  7. Lakukan beberapa kali dan tunggulah reaksinya dalam 30 menit.   
CARA II :
Jika anda merasa ragu atau tidak berani melakukan cara pertama, anda bisa mencoba cara kedua:
  1. Mandikan bayi atau anak anda dengan air hangat,
  2. Biarkan bayi anda berendam sembari membasuh seluruh tubuhnya,
  3. Pada saat menyabuni, beri sabun pada daerah anus bayi, gosok sampai berbusa, biarkan air sabun masuk kedalam anus bayi anda, lakukan seperti menyeboki bayi,
  4. Tunggulah reaksinya sampai selesai mandi.
Anda bisa melakukan cara ini, tanpa perlu merasa khawatir terjadi sesuatu pada bayi anda.
Air sabun jauh lebih aman dari pada anda harus memberi obat pencahar pada bayi anda agar bisa BAB.





Saturday, March 2, 2013

Frekuensi BAB Normal Bayi


Frekuensi buang air besar (BAB) dan kecil (BAK) bayi berkaitan erat dengan asupan yang masuk. Buktinya, antara bayi yang mendapat ASI dan tidak, berbeda pula frekuensi pup dan pipisnya. Kok bisa seperti itu? Lalu, bagaimana frekuensi yang normal? Simaklah penjelasan dari dr. Eva J. Soelaeman, SpA.


BAYI YANG MENYUSU ASI

Usia 0-6 Bulan:

Frekuensi BAB normal:
Sehari 1-7 kali atau bahkan hanya 1-2 hari sekali. Dengan catatan berat badan bayi terus bertambah sesuai grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju Sehat/KMS. Jika yang terjadi sebaliknya, si kecil harus menjalani pemeriksaan dokter.

Frekuensi BAB tidak normal:
* Setelah 2 hari tidak BAB atau BAB tiga hari 1 kali. Kondisi ini perlu dikonsultasikan pada dokter. Biasanya dokter akan melihat kondisi perut bayi, kembung atau tidak, keadaan feses, berat badan, dan tumbuh kembang bayi. Beberapa kemungkinan penyebab bayi jarang BAB adalah:
* Faktor makanan ibu. Misal, ibu menyusui sedang mengonsumsi obat-obatan/jamu. Akibatnya bayi yang memperoleh asupan makanan dari ASI ibu ikut “merasakan” dampak obat itu. Asal tahu saja, beberapa obat/jamu bisa membuat gerak/kerja usus menjadi lambat. Kondisi ini yang pada akhirnya membuat bayi mengalami sembelit.
* Masalah pada sistem pencernaan bayi. Misal, ususnya tersumbat atau melintir.
* Lebih dari 7 kali sehari. Frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya dapat disebabkan faktor makanan ibu. Contoh, ibu menyusui yang mengonsumi makanan pedas atau makan yang mengandung serat tinggi dapat membuat bayinya jadi lebih sering pup.


BAYI YANG TIDAK MENYUSU ASI

Usia Usia 0-6 bulan

Frekuensi BAB yang normal:
* Sekitar 3-4 kali sehari sampai hanya 1-2 hari sekali. Kenapa frekuensi BAB-nya lebih jarang dari bayi yang menyusu ASI? ASIseperti diketahui sangat mudah dicerna oleh bayi. Namun tidak begitu dengan susu formula yang lebih sulit dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi. Inilah yang menyebabkan kenapa bayi yang menyusu ASI jarang mengalami kegemukan, sementara “bayi susu formula” kerap kelebihan berat badan.

Frekuensi BAB yang tidak normal:
* Bila feses bayi encer dan frekuensinya lebih dari 10 kali per hari disertai penurunan berat badan.


Bayi Diatas 6 Bulan

Frekuensi BAB normal:
* Biasanya 3-4 kali sehari atau 2 hari sekali. Setelah anak menginjak 4 tahun, frekuensi BAB-nya sudah seperti orangtuanya, yakni satu sampai dua kali sehari.

Frekuensi BAB tidak normal:
* Lebih dari 4 kali sehari disertai gejala-gejala lain. Misalnya, bayi BAB sampai 6 kali sehari. Ini bisa dijadikan alarm bagi orangtua bahwa kondisi si kecil sedang tidak sehat. Coba perhatikan apakah bayi juga rewel atau gelisah? Jika ya, kemungkinan ada sesuatu yang tidak beres pada pencernaannya. Untuk menelusuri penyebabnya, ingat-ingat apa menu makanannya hari itu hingga 2 hari sebelumnya; apakah terlalu banyak serat? Terlalu banyak diberi buah/sayuran mungkin. Bayi yang terlalu banyak mengonsumsi serat berpotensi untuk lebih sering BAB dan akhirnya menjadi kurus. Sebab apa yang dikonsumsinya lebih banyak yang dikeluarkan ketimbang yang diserap.
Dua kali dalam kurun waktu tujuh hari atau kurang. Kemungkinan bayi mengalami konstipasi/sembelit atau pemampatan feses di usus besar. Hati-hati, jika feses yang keras membuat anusnya luka dan si kecil mengalami trauma sehingga enggan untuk buang air besar yang berikutnya.

Ada Apa dengan BAB Bayi Saya??

Bayi baru lahir hingga bulan-bulan awal kelahirannya, mempunyai pola BAB yang berubah-ubah. Jika bayi BAB lebih dari sekali setiap hari atau bahkan tidak BAB seharian penuh, jangan langsung khawatir. Lalu bagaimana mengetahui pola buang air besar pada bayi yang masih tergolong normal?

Untuk bayi yang baru lahir, normalnya ia akan buang air besar sebanyak 4-10 kali setiap hari. Hal ini akan berlangsung sampai ia berusia 14 hari. Jika bayi masih dalam periode ASI eksklusif, artinya belum memperoleh asupan selain ASI, maka masih tergolong normal jika ia tidak BAB hingga 1 minggu. Bahkan terkadang setelah 1 minggu pun fesesnya sama sekali tidak keras. Hal ini disebabkan oleh ASI yang masih sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi yang berarti sebagian besar ASI diserap dengan baik oleh tubuhnya.
BAB bayi dengan ASI biasanya cenderung lebih lembek, tapi itu bukan berarti bayi mengalami diare.

Bayi BAB setiap selesai meminum susu adalah hal yang biasa pada bayi yang baru lahir dan menyusu ASI.  Apabila bayi buang air besar hampir setiap kali dia menyusu selama beberapa minggu pertama, hal ini pertanda baik berarti dia mendapatkan susu yang cukup banyak.
Kebiasaan BAB yang sering pada bayi juga berfungsi untuk mengeluarkan bilirubin yang terkandung didalam tubuh bayi. Hal ini karena pada umur 2 hari bayi akan mengalami bilirubin fisiologis karena sel darahnya pecah. 

Frekuensi BAB ini akan berkurang saat bayi berusia antara 3 dan 6 minggu, tetapi pada beberapa bayi pola BAB setiap setelah minum susu akan terus berlanjut. Tidak perlu terlalu khawatir jika melihat bayi yang sepertinya berjuang keras, bahkan terkadang sampai memerah ketika sedang BAB, padahal terkadang fesesnya encer dan tidak keras. Si kecil masih belajar, bahkan melakukan BAB pun adalah hal yang baru baginya. Jadi, reaksi-reaksi seperti ini masih tergolong normal.